Winter 2019

Tanah milik Daigo Kagemitsu, sang penguasa samurai yang rakus, sedang sekarat, dan ia rela melakukan apa saja demi kekuasaan, bahkan meninggalkan Buddha dan bersekutu dengan para iblis. Doanya dijawab oleh 12 iblis yang memberinya kekuatan yang diinginkannya dengan membantu pertumbuhan prefekturnya, tetapi dengan harga yang harus dibayar. Ketika putra pertama Kagemitsu lahir, anak laki-laki itu tidak memiliki anggota tubuh, hidung, mata, telinga, bahkan kulit—namun ia tetap hidup.

Anak ini dibuang ke sungai dan dilupakan. Namun, seperti yang diharapkan, ia diselamatkan oleh seorang dukun yang memberinya prostetik dan senjata, yang memungkinkannya bertahan hidup dan berjuang sendiri. Anak laki-laki itu hidup dan tumbuh, dan meskipun ia tidak dapat melihat, mendengar, atau merasakan apa pun, ia harus mengalahkan para iblis yang telah menjadikannya tumbal. Dengan kematian masing-masing iblis, ia mendapatkan kembali sebagian dari dirinya yang seharusnya menjadi miliknya. Selama bertahun-tahun ia mengembara sendirian, hingga suatu hari seorang anak yatim piatu, Dororo, berteman dengannya. Pasangan terdampar yang tak terduga ini kini berjuang demi kelangsungan hidup dan kemanusiaan mereka di dunia yang kejam dan dipenuhi iblis.

Shigeo “Mob” Kageyama kini semakin dewasa dan memahami perannya sebagai cenayang supernatural yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi kehidupan orang lain secara drastis. Ia dan mentornya, Reigen Arataka, terus menangani permintaan supernatural dari klien, baik itu mengusir roh jahat maupun mengungkap legenda urban yang menghantui warga.

Meskipun alur kerjanya tetap sama, Mob tidak lagi sekadar mengikuti Reigen secara membabi buta. Dengan semua pengalamannya sebagai cenayang yang luar biasa kuat, petualangan supernatural Mob kini terasa lebih berbobot. Segalanya menjadi lebih serius dan gelap karena bahaya yang dihadapi Mob dan Reigen jauh lebih nyata dan meresahkan daripada sebelumnya.

Empat Pahlawan Kardinal adalah sekelompok pria biasa dari Jepang modern yang dipanggil ke kerajaan Melromarc untuk menjadi penyelamatnya. Melromarc adalah negara yang dilanda Gelombang Bencana yang telah berulang kali menghancurkan negeri itu dan membawa bencana bagi warganya selama berabad-abad. Keempat pahlawan tersebut masing-masing dianugerahi pedang, tombak, busur, dan perisai untuk menaklukkan Gelombang tersebut. Naofumi Iwatani, seorang otaku, dikutuk dengan takdir menjadi “Pahlawan Perisai”. Berbekal perisai seadanya, Naofumi diremehkan dan diejek oleh rekan-rekan pahlawannya dan rakyat kerajaan karena kemampuan menyerangnya yang lemah dan kepribadiannya yang kurang bersemangat.

Ketika para pahlawan diberikan sumber daya dan rekan untuk berlatih, Naofumi berangkat bersama satu-satunya orang yang bersedia berlatih bersamanya, Malty Melromarc. Namun, ia segera dikhianati oleh Malty, dan dituduh secara keliru memanfaatkannya. Naofumi kemudian mengalami diskriminasi berat dan dibenci oleh penduduk Melromarc atas sesuatu yang tidak dilakukannya. Dengan badai rasa sakit hati dan ketidakpercayaan yang berkobar di hatinya, Naofumi memulai perjalanannya untuk memperkuat diri dan reputasinya. Namun, semakin jauh, kesulitan untuk hidup mandiri mulai muncul, sehingga Naofumi membeli seorang budak setengah manusia yang berada di ambang kematian bernama Raphtalia untuk menemaninya dalam perjalanannya.

Saat Gelombang mendekati kerajaan, Naofumi dan Raphtalia harus berjuang demi kelangsungan hidup kerajaan dan melindungi penduduk Melromarc dari masa depan yang buruk.